Antara Nulis Artikel dan Novel, Mana yang Menghasilkan Uang?
Tahun ini sudah 13 tahun aku menyukai menulis dan belajar nulis. Selama itu pula aku menggenggam erat impian menjadi seorang penulis. Dulu sih impianku bisa menjadi seorang penulis novel. Berharap banget ada novel dengan namaku sebagai penulis terpampang di rak toko buku.
Saat itu aku juga udah membayangkan novel karyaku ada di deretan rak ‘best seller’. What? Best seller? Saat itu rasanya bisa-bisa aja aku jadi penulis novel best seller. Nggak ada yang nggak mungkin kan di dunia ini? Jadi, saat itu aku membulatkan tekad dan memilih penulis sebagai impianku serta menulis sebagai passionku.
Aku rela dibilang manusia aneh saat itu karena aku satu-satunya orang di sekolahku yang suka nulis. Dulu aku percaya kalau buat jadi orang sukses harus melalui banyak rintangan, salah satunya adalah dianggap aneh. Jadi aku tetep woles dan tetep nulis, toh aku emang suka nulis dan nulis bukan buat dapat pengakuan mereka.
Tapi ternyata berat yang aku bayangkan itu nggak ada apa-apanya dengan apa yang benar-benar kualami. Buat kamu yang pengen jadi penulis atau memiliki impian yang besar, kamu wajib banget baca ini, karena di sini aku akan menyisipkan tips-tips buat kamu yang ingin jadi penulis atau meraih impianmu. Plus, realita yang akan terjadi.
Benarkah Nulis Fiksi/Novel Bisa Dapat Uang?
Beberapa waktu yang lalu aku sempat mendapatkan pertanyaan ini dari seorang teman: benarkah menulis fiksi/novel bisa menghasilkan uang? Jawabannya benar. Ada banyak penulis novel yang mendapatkan uang dari karyanya. Bahkan sampai kaya raya.
Kamu pasti sudah kenal Tere Liye, Habiburrahman El Shirazy, Andrea Hirata, Dewi Dee Lestari, dan masih banyak lagi. Mereka mendapatkan penghasilan dari menulis dan katanya sampai miliaran rupiah. Itu membuktikan bahwa menulis fiksi memang bisa menghasilkan uang. Tapi ada satu hal yang harus kamu ketahui: Penulis Kaya dari nulis itu 1:200.
Bahkan Tere Liye pun masih bekerja di bidang lain selain nulis. Begitu juga dengan Dewi Lestari, Kang Abik, dan Andrea Hirata. Dan di luar sana ada ribuan penulis dan orang yang ingin jadi penulis yang jangankan kaya, dapat duit buat beli cilok aja kagak.
Ya, penulis itu adalah aku. Sejak belajar nulis fiksi belasan tahun yang lalu sampai detik ini aku belum pernah mendapatkan uang dari hasil nulis fiksi. Kirim cerpen selalu ditolak. Kirim novel juga ditolak. Begitu juga dengan kirim puisi. Pernah dimuat sekali dan itu nggak dibayar. Palingan dari nulis ini aku mendapatkan hadiah buku-buku. Sejak SMA sampai sekarang aku masih sering dapat hadiah buku.
Berakhir Jadi Penulis Artikel
Saat kuliah aku selalu berwacana untuk nulis opini di koran, tapi itu bulshittt wkwkwk. Udah beli koran tapi nulis opini dan ngirim opini ke koran tetep jadi wacana. Bahkan dulu aku nggak berani nulis di Mojok karena insecure tulisanku pasti jelek.
Aku nggak bisa nulis santai ala Mojok. Hingga akhirnya aku mencoba di tahun 2019 dan daebak TULISANKU DIMUAT. Nggak tanggung-tanggung, tulisanku dimuat di Mojok Esai yang katanya persaingan ketat banget dan saat itulah aku mendapatkan uang pertama dari nulis.
Ironis banget, bukan? Aku yang memimpikan jadi penulis fiksi justru tulisanku yang dimuat media pertama kali adalah esai. Esai yang artinya aku menuliskan keluh kesahku sendiri. Aku sempet nyoba nulis lagi dan gagal lagi.
Hingga di tahun 2020 setelah tragedi pemecatan (di 3 minggu kerja) aku mencoba kirim lagi ke Terminal Mojok: bagian Mojok.co yang berupa platform UGS. Hingga saat ini ada 22 artikelku yang dimuat di sana dan sudah mendapatkan penghasilan dari tulisan-tulisanku di sana. Alhamdulillah, Tuhan emang punya cara tersendiri buat mewujudkan impian orang yang berusaha dan pantang menyerah.
Kuncinya Adalah Suka
Dalam perjalanan 13 tahun nulis, aku banyak menghabiskan waktu untuk putus asa dan bilang ke diri sendiri, “Kamu menyerah aja, Des!!!” Karena emang berat banget punya impian yang nggak jadi kenyataan itu, wkwk. Rasanya kayak kamu mengejar sesuatu yang nggak nyata dan malu karena selama ini percaya diri bisa meraih impian itu.
Sampai detik ini ketika mengingat impian itu rasanya aku pengen menenggelamkan diri (huhu alay) dan mencoba menerima kalo memang bagianku itu di nulis artikel bukan nulis fiksi. Tapi NGGAK BISA. Seratus kali aku meminta diriku buat melupakan impianku, seratus kali juga aku bangkit. Rasanya kayak ada setan dan malaikat di dalam diriku ini.
Tahu nggak itu kenapa? Itu karena aku sangat suka nulis. Nulis kayak udah jadi bagian dari diriku. Tanpa nulis hidupku hampah, haha. Jadi, buat kamu yang pengen jadi penulis atau jadi apapun, pastikan kamu menyukainya. Ini dikarenakan kalo kamu suka kamu tidak akan mudah menyerah. Kalo kamu suka, jalan terjal juga bakal kamu lalui.
Aku pernah denger temen atau kenalanku bilang pengen jadi penulia tapi bukan karena dia bener-bener suka. Dia pengen jadi penulis biar bisa dapat duit. Sebenernya nggak apa-apa sih, tapi tetap aja kalo kamu motivasinya duit ketika kamu nggak berhasil dapat duit ya kamu udah males lagi.
Sedangkan kalo kamu beneran suka, ya meski nggak dapat duit tetep aja kamu nggak bisa meninggalkannya. Jadi, pastikan kamu suka dengan apa yang kamu ingin dapatkan.
Dan ini juga berlaku buat CINTA. Hahaha.
Get notifications from this blog