Jangan Sampai jadi Korban! Hindari Penipuan Online Berkedok COD dan Transfer ATM Ini
Belanja dan jualan online saat ini menjadi sesuatu yang disukai banyak orang. Selain nggak ribet, belanja online juga memberikan akses ke barang-barang yang sulit dijangkau dengan belanja offline. Aku pribadi sudah melakukan belanja dan jualan online sejak tahun 2016. Dulu saat masih kuliah, aku sering beli keperluan pribadi maupun untuk dijual lagi dengan belanja online. Namun baru kali ini aku jadi sasaran penipuan berkedok COD dan transfer uang.
Sebagai orang yang belum pernah mengalaminya, aku lumayan kaget dengan tindakan percobaan penipuan ini. Saat aku membagikan pengalaman ini di media sosial, ternyata banyak dari teman-temanku yang pernah mengalaminya juga. Bahkan, beberapa hari setelah aku jadi sasaran penipuan, teman yang jualan online juga jadi sasaran penipuan. Untuk itu di sini aku mau membagikan pengalaman target penipuan ini agar teman-teman yang membaca artikel ini dapat lebih hati-hati dengan modus-modus penipuan seperti ini.Penipuan Berkedok COD
Sekitar dua minggu yang lalu aku diminta untuk mengisi acara webinar salah satu organisasi kampus dan panitia meminta alamat karena akan mengirimkan bingkisan setelah aku mengisi webinar mereka. Sekitar satu minggu kemudian ada telepon dari kurir mengatakan ada kiriman barang untukku dan aku tidak sedang memesan apapun baik dari online shop ataupun marketplace. Saat ini aku berpikiran mungkin paketan ini dari panitia webinar. Jadi saat kurir menanyakan COD atau bukan, ya ak jawab bukan COD.
Kesalahan kurir di sini, kurir tidak mengecek ulang barang sebelum diberikan. Ia juga tidak memeriksa HP karena lagi lowbat. Aku menerima paketan yang kecil banget itu dengan pikiran paketan itu dari panitia webinar. Aku buka paketannya tanpa merusakan keterangan pengiriman dan isinya adalah kaos buruk rupa, wkwk. Pokoknya kaosnya itu bahannya kayak kaos partai dan saat aku iseng cek di Shopee, kaos itu harganya cuma Rp20.000. Aku chat panitia webinar namun nggak langsung dibalas dan ketika aku memeriksa bungkus paketan itu aku menemukan tulisan: COD 250000. Aku perhatikan lagi dan benar-benar tertulis COD 250000. Di sini aku merasa ada yang nggak beres. Jadi, aku masukan kembali kaos itu ke plastic dan aku nggak otak-atik lagi. Kalau emang beneran COD pasti kurirnya nelpon lagi.
Benar saja, malam hari sekitar jam 7 malam, kurir nelpon lagi mengatakan kalau barang itu COD. Nelponnya dengan suara khawatir karena kalau aku nggak balikin itu barang dia yang harus bayar. Ya, aku bilang kalau aku nggak pesen dan saat aku nanya ke panitia lagi ternyata bukan mereka yang kirim. Aku diminta untuk plaster kembali paketannya dan kurir akan mengambilnya lagi. Sekitar jam 8 malam kurir datang mengambil paketan tersebut.
Saat aku membagikan cerita ini ke teman, ada yang bilang aku lagi dikerjain, tapi menurutku ini penipuan. Membayar Rp250.000 untuk barang dengan harga Rp20.000 itu bukan sesuatu yang bisa dibercandai. Terlebih emang nggak pernah pesan. Jadi, buat Teman-Teman yang emang sering belanja online, pastikan sebelum membayar COD barang yang diterima emang benar-benar punyamu. Jangan membayar dengan buru-buru karena waktu aku searching di internet, banyak juga yang mengalami hal ini dan karena lagi buru-buru, mereka membayar COD itu tanpa cek barang yang diterima. Jadi, pastikan selalu berhati-hati.
Penipuan Berkedok Verifikasi ATM
Satu minggu setelah hampir terkena penipuan berkedok COD, ada yang chat di WA mau beli tas kanvas yang aku jual. Aku merasa agak aneh karena aku udah lama aku posting jualan tersebut tapi aku berpikiran positif mungkin dia mau nemu postingan tersebut. Akhirnya aku meminta waktu seminggu untuk pengerjaan tas tersebut. Tanpa DP. Buat Teman-Teman yang jualan online, pemesanan tanpa DP jangan dilakukan, ya! Ini aku lakukan juga karena sudah ada bahan yang tinggal dijahit dan kalaupun nggak jadi juga nggak apa-apa.
Satu minggu kemudian aku sudah menjahit satu dari dua barang yang dipesan dan aku mengabari pemesan. Aku juga mengirimkan rekening dan kalau sudah ditransfer besok aku akan langsung mengirimkan barang ke alamat dia. Selang satu jam dia mengirimkan bukti transfer yang kalau diperhatikan nggak ada yang aneh. Tapi setelahnya dia meminta aku untuk verifikasi agar uang yang dia kirimkan bisa masuk ke rekeningku. Hah, sejak kapan transfer yang ada verifikasinya? Jugaan, dia kan pakai LinkAja, kok bukti pengirimannya di ATM? Kira-kira dia meminta verifikasinya dengan cara begini:
- Masukan kartu ATM ke mesin, lalu isi kode PIN
- Pilih menu Transaksi Lainnya
- Pilih menu Transfer
- Pilih opsi Ke Rek BCA Virtual Account (aku pakai BCA)
- Masukan 09110-nomor LinkAja pelaku,
- Masukan kode 2345656 (dia bilang itu kode, padahal sebenarnya jumlah transfer, gila aja 2 juta, mana cukup juga duitku segitu, wkwk)
- Pilih YA
- Pilih Benar.
Aku yang udah merasa janggal memperhatikan perintah verifikasi dengan seksama dan semakin yakin ini modus penipuan. Ya, aku kan sering top-up Shopee Pay dan GO-Pay jadi nggak asing dengan BCA Virtual Account gitu. Awalnya aku mau ngerjain penipunya tapi nggak bisa, jadi aku kirimkan screenshoot aku searching di Google cara transfer ke LinkAja dan aku bilang dia penipu, lalu aku diblokir.
Penipuan Berkedok Nomor Kartu Penerima
Nggak selang lama dari penipuan yang aku alami, temanku Mbak Intan share di baru saja jadi target penipuan berkedok transfer. Mirip seperti aku aku yang diminta verifikasi, namun dia diminta untuk memasukan nomor kartu penerima. Nomor kartu yang dimaksudkan adalah 16 digit yang ada di bagian depan ATM. Biasanya nomor ini digunakan untuk membuka akses mengambil uang yang ada di ATM tersebut seperti yang biasanya dilakukan saat kita melakukan pembayaran di minimarket. Awalnya Mbak Intan memberikan nomor asal namun penipu meminta lagi. Akhirnya chating ini diakhiri dengan pemberian saran agar tidak melakukan penipuan lagi.
Penipuan Lainnya
Selain kedok penipuan di atas, masih banyak modus penipuan lainnya, seperti telepon yang mengatakan anak ditangkap polisi atau kecelakaan, telepon memenangkan undian, atau telepon dari orang yang mengaku dari marketplace. Ada juga penipuan yang mengatakan dia kelebihan melakukan transfer dan dibuktikan dengan foto bukti transfer. Ia meminta penjual mengembalikan uang kelebihan tersebut, padahal sebenarnya dia belum transfer. Jadi, buat Teman-teman yang jualan online, pastikan punya M-Banking agar ketika terjadi modus penipuan seperti ini dapat cepat ditangani.
Tetaplah waspada, karena semakin berkembangnya
teknologi, semakin berkembang juga modus penipuan. Beritahu modus-modus
penipuan seperti ini ke orang tua atau saudara karena biasanya orang tua lebih
mudah percaya dan tidak cross check seperti
yang kita-kita yang masih muda ini. Jika mengalami penipuan ini segera laporkan penipu dengan cara seperti di sini.
Jangan lupa untuk membaca artikel lainnya di Halodesi, ya!
Get notifications from this blog