Review STORY OF KALE When Someone's in Love: Alasan Kale jadi Fuckboy
Buat yang nonton Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini pasti masih ingat gimana fuckboy-nya Kale saat menjalin hubungan dengan Awan.
Salah satu yang bikin si Kale ini benar-benar fuckboy adalah gimana Kale bilang nggak bisa menjanjikan apapun setelah kebersamaan dia dengan Awan dan itu terjadi setelah adanya adegan ciuman.
Aku termasuk salah satu orang yang ikut mengumpat Kale setelah nonton NKCTHI awal tahun 2020 ini. Ya, kalau emang nggak bisa menjanjikan apapun ya kenapa membuat orang lain berharap lebih, sih? Bahkan di Twitter sampai rame ciuman nggak jadi jaminan dia mau sama kamu. Hemmm.
Karena kebangsatan Kale ini dan kekesalan netizen atas sikap Kale ini, akhirnya Sutradara Angga Dwimas Sasongko membuat film khusus untuk Kale berjudul Story of Kale: When Someone's in Love dimana film ini menceritakan tentang alasan kenapa seorang Kale bisa menjadi fuckboy di film NKCTHI.
Film Story of Kale ini bisa ditonton di situs Bioskop Online dan untuk bisa menontonnya kamu perlu membayar Rp10.000 untuk film berdurasi satu jam lebih tujuh belas menit ini.
Pembayarannya gampang kok, bisa pakai Go-Pay dan karena ada tambahan pajak plus biaya admin, total biaya yang dikeluarkan sekitar Rp12K lebih sedikit.
Dinda: Sosok Dibalik Fuckboy-nya Kale
Jika kamu mengharapkan kemunculan tokoh-tokoh NKCTHI di film Story of Kale: When Someone's in Love ini, lebih baik kamu hilangkan harapan itu sebelum kecewa, karena nggak akan ada tokoh-tokoh itu di film ini.
Film Story of Kale ini hanya akan memunculkan Kale, Dinda, Argo, mantannya Dinda, dan personel Band Arah. Dinda yang diperankan oleh Aurellie Moeremans merupakan manajer Band Arah.
Ia memiliki pacar kasar bernama Argo. Film Story of Kale ini akan menceritakan gimana Kale menyelamatkan Dinda dari hubungan toxic dengan Argo untuk menjalani hubungan toxic dengannya. Iya, emang bangsat banget.
Meski awalnya Kale menawarkan kebahagiaan ke Dinda, namun pada akhirnya hubungan mereka ini jadi toxic saat rasa takut kehilangan yang dimiliki Kale justru mengekang Dinda dan membuat Dinda memilih menjauh dari Kale.
Di film ini kamu akan menemukan dialog-dialog buaya yang jadi andalan para cowok. Salah satunya adalah saat Dinda dan Kale membicarakan hubungan toxic Dinda dengan Argo.
Dinda bilang ke Kale, “Nggak ada yang sayang sama aku selain Argo,” terus si Kale menjawab, “Ada, tadi yang rela dipukulin sampe bonyok dan kacamata-nya pecah.” (kurang lebih gitu ya pemirsa, soalnya aku lupa detailnya). Bahkan saking buayanya dialog ini, dialog ini sampai rame diperbincangkan di Twitter dan jadi trending.
Kale dan Dinda Sama-sama Membawa Trauma
Baik Kale maupun Dinda, keduanya sama-sama membawa trauma. Menjelang film selesai, Dinda cerita gimana kehidupan keluarga dia. Gimana perjuangan ibunya bertahan dengan ayahnya yang kasar hingga ayahnya berubah dan gimana kejadian-kejadian itu masih terus terngiang di ingatannya.
Itu yang menjadi alasan Dinda dulu mau bertahan dengan Argo, karena ia percaya Argo bakal berubah seperti apa yang ibunya lakukan ke ayahnya. Itu juga yang membuat Dinda akhirnya meninggalkan Kale karena bertahan dengan ketidaknyamanan selamanya hanya akan membuat tidak nyaman.
Kenangan-kenangan buruk itu nggak akan serta-merta hilang bahkan setelah semuanya baik-baik saja.
Begitu juga dengan Kale. Alasan dia menjadi posesif ke Dinda karena ibunya pernah meninggalkannya dan ayahnya yang akhirnya membuat ayahnya melupakan segalanya dan ikut meninggalkannya.
Di beberapa scene terakhir digambarkan gimana sifat takut kehilangan Kale ini akhirnya menyakiti Dinda dan membuat Dinda meninggalkannya. Ia bahkan tidak lebih baik dari Argo saat ngamuk di kamar hotel dan memecahkan lampu yang ada di sana.
Saat menonton scene itu, aku membayangkan gimana pihak hotel bakal marah-marah karena Kale merusak lampu yang ada di sana dan meminta Kale buat menggantinya.
Kan nggak lucu harus ngeluarin duit karena emosi sesaat gitu. Apalagi saat Kale memohon-mohon agar Dinda memaafkannya. Ya, apa bedanya dia sama Argo, mantannya Dinda yang kasar itu?
Film yang Bagus tapi Nggak Perfect Banget
Aku menikmati menonton film Story of Kale ini. Sebagai orang yang nggak pernah pacaran sampai detik ini, aku bersyukur karena nggak pernah mengalami drama mengerikan kayak gitu.
Ya, paling drama di hidupnya cinta bertepuk sebelah tangan atau mengagumi dari jauh, tapi nggak sampai tuh merasa benar-benar tersakit secara lahir dan batin. Bagi orang-orang yang pernah menjalani hubungan toxic pasti relate dengan cerita di film ini.
Film ini juga dibuat dengan sangat natural: dialog-dialognya, sampai pakaian yang digunakan pemainnya juga bisa mengidentikan mereka musisi (iyalah, kan emang beneran musisi).
Memperhatikan penampilan si Kale ini, menurutku dia gambaran semburna cowok indie. Semoga aja dia suka senja biar tambah semburna ke-indie-an dia.
But, acting Ardhito Pramono di sini beberapa bagian tampak kurang natural. Mungkin menurutku aja ya, tapi dia emang tampak kaku di beberapa bagian. Aku paling suka waktu dia bilang, “anjing,” nggak tau menurutku itu cocok banget.
Apalagi waktu si Dinda bilang alasan dia nggak bisa sama Kale lagi, langsung deh si Kale mengumpat dan aku mendapatkan gambaran sempurna emosi cowok waktu diputusin. Beda banget ketika cewek yang digituin, palingan cuma nangis.
Ya, semoga aja ada cewek yang anjing-anjingin cowok bangsat yang telah menyakitinya. Kalau ada yang bisa gini, kalian hebat. Aku dukung!
Penyelesaikan Ketidaknyamanan Adalah Melepaskan
Buat kalian yang masih mencoba bertahan dengan ketidaknyamanan, kalian bisa menonton film Story of Kale ini. Di sini kalian akan tahu nggak ada solusi atau penyelesaian paling baik dari ketidaknyamanan selain melepaskan.
Ya, mau gimana pun kalian mencoba bertahan, ketidaknyamanan itu sulit untuk diajak bertahan. Pada akhirnya perasaan itu akan menumpuk dan meledak ketika kalian udah nggak sanggup lagi. Oleh karena itu, solusi terbaik dari perasaan ini adalah melepaskan.
Kalian bisa melepaskan dengan cara membicarakannya atau menyelesaikannya. Membicarakannya menjadi solusi pertama. Orang lain nggak akan tahu apa yang sedang kamu rasakan kalau kamu nggak ngomong.
Ini emang lebih mudah buat dikatakan tapi sulit dilakukan, tapi emang hubungan yang baik adalah hubungan yang memiliki komunikasi yang baik. Jika memang ngomong udah nggak bisa menjadi solusi, opsi terakhir adalah menyelesaikan. Seperti yang dilakukan Kale kepada Dinda.
Get notifications from this blog